TUGAS TERSTRUKTUR
BUDIDAYA TANAMAN BUAH
Semangka
Disusun
oleh:
1. Qonita
2. Palti
Samuel P
KEMENTERIAN RISET
TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Posisi
geografis Indonesia sangat strategis, dimana akan sangat menguntungkan bagi
manusia maupun organisme pengganggu tanaman. Bagi komoditas bebuahan, keragaman
jenis buah yang dimiliki Indonesia akan menyebabkan musim buah yang berbeda.
Bebuahan di Indonesia akan mudah dijumpai sepanjang tahunnya. Keanekaragaman
jenis buah-buahan merupakan sumber genetic yang sulit ditemukan di daerah lain.
Plasma
nutfah ini dapat menjadi bahan utama dalam perakitan jenis baru atau varietas
unggul buah-buahan di masa mendatang. Menghadapi pasar global, seharusnya
Indonesia menjadi pelopor persaingan pasar bebuahan tropis yang sulit ditemukan
di daerah subtropics. Banyak jenis bebuahan tropis dihasilkan di berbagai
wilayah Indonesia. Namun, bebuahan tersebut kebanyakan membanjiri pasar local
hanya pada saat panen raya. Baru sedikit jenis buah yang menempati pasar
swalayan atau pasar dunia. Makalah ini akan membahas salah satu bebuahan yang
cukup popular di Indonesia yaitu buah semangka.
Buah
semangka memiliki daya tarik khusus karena mengandung banyak air yaitu sekitar
92%. Berikut inilah yang membuat tanaman semangka memiliki daya tarik khusus:
-
Digemari semua orang,
meski nilai gizi buahnya rendah,
-
Tanaman berasal dari
daerah tropika yang berkembang pesat di daerah subtropika,
-
Mampu mendatangkan
keuntungan bila budidayanya dilakukan dengan baik atau bahkan kerugian bila
yang terjadi sebaliknya.
Alasan
pemilihan topik buah semangka dalam tugas terstruktur kali ini karena buah
semangka merupakan salah satu buah favorit kita. Selain itu, buah semangka
umumnya dapat dijumpai disegala musim di Indonesia sehingga muncul ketertarikan
untuk mempelajarinya lebih dalam.
B. Tujuan
Tujuan
penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui budidaya semangaka di Indonesia.
I.
PERANAN
BUAH
A. Nilai
Gizi dan Manfaat Buah
Manusia memerlukan takaran gizi yang sesuai untuk
hidup sehat. Kebutuhan gizi laki-laki dan perempuan berbeda karena giri
merupakan bahan bakar yang menghasilkan energi dan pada umumnya aktifitas
laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Metode berat badan bisanya untuk mengetahui kondisi
pemenuhan gizi seseorang. Berat badan berlebihan menandakan seseorang kelebihan
gizi sehingga perlu mengurangi takaran pengan hariannya (Ashari, 2006).
Nilai gizi buahnya tergolong rendah, hanya mengandung
7% karbohidrat dalam bentuk gula.kandungan vitamin dan mineralnya pun tergolong
rendah. Kulit buah semangka dapat dibuat acar, bijinya kuaci. Rasa gurih kuaci
ditimbulkan oleh kandungan lemak dan protein biji yang cukup tinggi, antara
30-40 %.
Semangka diketahui mengandung zat-zat tertentu yang
cukup efektif dalam membunuh sel-sel kanker. Professor Masatoshi Yamazaki dari
Universitas Tokyo memaparkan hasil percobaannya tersebut pada seminar ahli
kanker Jepang bulan Oktober 1993. Semangka, pisang, dan rumput laut mengandung
zat tertentu yang mampu menghidupkan aktifitas fungsi sel darah putih yang
mampu meningkatkan system kekebalan. Hasil percobaan menunjukan bahwa semangka
mengandung zat-zat yang dapat menstimulir phagocyte.
Phagocyte adalah suatu sel darah yang mampu melindungi system darah dari
infeksi dengan cara menyerap mikroba untuk mematikan sel-sel penyebab penyakit
kanker.
Kandungan kalori buah semangka sangat rendah sehingga
semangka dapat berfungsi sebagai diuretik. Buah semangka mengandung pigmen karotenoid
jenis flavonoid yang memberikan warna daging buah merah atau kuning. Flavonoid
memiliki fungsi sebagai antioksidan yang mengurangi pengeluaran histamine dan
zat-zat alergi lainnya. Tabel 1 menjelaskan komposisi zat gizi yang terkandung
dalam semangka per 100 gram berat dapat dimakan. Prajatna, Final. 2003.
Agribisnis Semangka Non-Biji. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tabel 1. Kandungan gizi semangka per100 gram BDD
Kandungan
Gizi
|
Nilai
Satuan
|
Kalori
|
28,0 kal
|
Protein
|
0,1 g
|
Lemak
|
0,2 g
|
Karbohidrat
|
7,2 g
|
Kalsium
|
6,0 mg
|
Fosfor
|
7,0 mg
|
Besi
|
0,2 mg
|
Vitamin A
|
50,0 S.l
|
Vitamin B1
|
0,02 mg
|
Vitamin B
|
0,03 mg
|
Vitanmin C
|
7,0 mg
|
Niacin
|
0,2 g
|
Serat
|
0,5 g
|
air
|
92,1 g
|
B. Nilai
Ekonomi
Budidaya tanaman semangka di tanah air masih terbatas
untuk memenuhi pasaran dalam negeri. Tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk
bersaing di pasaran internasional. Factor yang menjadi barometer naik-turunnya
harga pasaran buah semangka di dalam negeri adalah banyaknya hasil buah yang
dipanen pada saat bersamaan. Daerah-daerah penghasil semangka yang paling
banyak di Indonesia adalah:
1) Jawa
Tengah : D.I.Y, Kab. Magelang dan
Kab. Kulonprogo
2) Jawa
Barat : Indramayu dan Karawang
3) Jawa
Timur : Banyuwangi dan Malang
4) Sumatera : Lampung
Masuknya benih-benih semangka impor mempunyai beberapa
daya tarik yang kuat, sebab buah semangka tersubut mampu merebut pasaran. Buah
yang berkualitas baik telah banyak dipasarkan di super market di kota-kota
besar dan yang menjadi pelanggannya adalah masyarakat golongan ekonomi menengah
ke atas. Kenyataan demikian menjadikan permintaan pasar buah semangka semakin
meningkat. Terlebih saat buah yang didatangkan dari daerah-daerah penghasil
tadi relative jumlahnya, sehingga harganya pun melonjak beberapa kali lipat.
II.
BOTANI SEMANGKA
A. Taksonomi
Semangka termasuk family Cucurbitaceae, dan termerupakan tanaman semusim (annual) berbentuk
terna yang merambat dengan menggunakan sulur atau alat pembelitnya. Berikut klasifikasi
tanaman semangka:
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Spermatophyta
Sub-divisio :
Angiospermae
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo :
Cucurbitales
Famili :
Cucurbitaceae
Genus :
Citrullus
Spesies
: Citrullus
vulgaris Schard. Dan Citrullus
lanatus (THUMB)
B. Morfologi
1. Akar
Tanaman semangka memiliki
akar serabut, pada jenis semangka non biji akarnya tunggang yang terdiri atas
akar utama (primer) dan akar lateral (sekunder). Panjang akar primer sampai
pangkal batang berkisar 15-20 cm, sedangkan akar lateral menyebar sekitar 35-45
cm.
2. Batang
Batang semangka berbentuk
bulat dan lunak, berambut, dan sedikit berkayu. Batang ini merambat, panjangnya
sampai 3,5-5,6 meter. Cabang-cabang lateral mirip dengan cabang utama.
3. Daun
Daun semangka berbentuk
cuping dengan tepi daunya bercangap dan bentuknya menjari, terletak
berseberangan beraturan sepanjang sulur tanaman. Panjang sulur dapat mencapai
5-6 meter. Daun tanaman semangka umumnya memiliki warna hijau muda sampai hijau
gelap. Helaian daun berujung runcing dengan pangkal daun berbentuk jantung. Permukaan
daun dewasa pada umumnya agak kasar.
4. Bunga
Bunga semangka berkelamin
tunggal dan berumah satu, artinya bunga jantan dan bunga betina letaknya
terpisah tidak dalam satu bunga, tetapi masih dalam satu tanaman bahkan dalam
cabang tanaman. Bunga tanaman ini tumbuh di ketiak tangkai daun.
III.
SYARAT TUMBUH
Setiap
tanaman termasuk semangka menghendaki persyaratan khusus untuk dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Persyaratan tumbuh menyangkut beberapa aspek, antara
lain: keadaan tempat, tanah serta iklim.
A. Keadaan
Tempat (Letak Geografis)
1. Ketinggian
tempat
Ketinggian tempat yang
ideal untuk tanaman semangka adalah 100-300 meter di atas permukaan laut (dpl).
Meskipun begitu semangka juga dpat ditanam di daerah yang memiliki ketinggian
kurang dari 100 m dpl dan lebih dari 300 m dpl.
2. Saluran
irigasi yang baik
Areal tanaman semangka
yang luas mutlak membutuhkan saluran irigasi yang baik. Salauran irigasi yang
baik dapat dengan mudah mengalirkan air ke areal pertanaman bila kita
membutuhkan air atau membuangnya bila berlebihan.
B. Keadaan
Tempat
1. Sifat
tanah
Tanah yang cocok untuk
ditanami semangka adalah tanah yang porous (sarang) hingga mudah membuang
kelebihan air. Tetapi tanah yang terlalu mudah membuang air kurang baik pula
untuk ditanami semangka, karena tanah demikian akan membutuhkan frekuensi
penyiraman yang lebih sering. Tanah yang terlalu padat atau menyerap dan menyimpan
air sama sekali tidak cocok untuk ditanami tanaman semangka karena system perakaran
tidak tahan genangan air dan mudah menjadi busuk.
2. Kondsi
tanah
Kondisi tanah yang cocok
untuk tanaman semangka adalah tanah yang cukup gembur, kaya bahan organic, bukan
tanah mati ataupun tanah masam. Tanah kebun atau persawahan setelah dikeringkan
bisa ditanami semangka asal semua persyaratan terpenuhi.
C. Keadaan
Iklim
1. Sinar
matahari
Sinar matahari harus
dapat mengenai seluruh areal penanaman sejak terbit hingga tenggelam.
Intensitas pancaran sinar matahari ini erat kaitannya dengan suhu lingkungan.
Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembangang serta berbuah optimal pada
suhu 25o C yang diukur pada siang hari. Kekurangan sinar matahari
dapat menyebabkan terjadinyakemunduran waktu panen. Mengingat proses
fotosintesis hanya dapat berlangsung sempurna bila matahari mengenai klorofil
tanaman.
2. Kelembaban
udara
Kelembaban udara
sekeliling cenderung rendah apabila sinar matahari mampu menyinari areal
penanaman. Apabila udara mempunyai kelembaban yang rendah, berarti udara kering
karena miskin uap air.
3. Curah
hujan
Intensitas curah hujan dapat
diabaikan apabila budidaya semangka tersebut dilakukan dengan teknik-teknik
tertentu. Curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka 40-50 mm per
bulan.
IV.
MUSIM BUAH
Tanaman
semangka mulai berbunga pada umur sekitar 40 hari. Bunga betina pertama
biasanya muncul diantara ruas ke-8 dan ke-13 pada batang utama. Bunga ini
sebaiknya dibuang (tidak dijadikan buah) dengan cara memangkasnya karena
tumbuhnya kurang bagus dan batangnya belum kuat. Pembuahan pada batang utama
sebaiknya diatur mulai ruas ke-20. Cabang lateral pembuahan dapat dimulai pada
ruas ke-15 sampai ruas ke-18.
Bunga
semangka akan mekar pada pagi hari antara pukul 05.00-06.00 dan akan layu pada
diang hari antara pukul 11.00-13.00. Penyerbukan bunga dilakukan oleh lebah.
Bila semua bunga dijadikan buah, maka akan diperoleh buah yang berukuran kecil.
Pembuhana disetiap pohon harus diatur. Setiap pohon sebainya dipelihara 4-6
buah, calon buah lainnya dipangkas atau dibuang saja. Pemangkasan buah ini
dilakukan pada saat tangkai buah dalam keadaan kering. Pisau yang digunakan
harus tipis dan tajam serta dijaga supaya tidak melukai batang tanaman.
Pembuahan
yang terjadi pada ketiak daun yang lebih awal maupun ketiak daun yang lebih
ujung kurang baik, sebab pembuahan yang terjadi pada ketiak daun yang lebih
awal berarti tanaman masih muda dan belum kuat. Bila terjadi pada ketiak daun
yang lebih ujung, berarti tanaman sudah tua dan berpenyakit.
V.
TEKNIK BUDIDAYA
A.
Persiapan
Lahan
Sebelum
penanaman semangka dimulai, lahan harus dipersiapkan dengan baik. Tahap-tahap
persiapan lahan dimulai dengan pengolahan lahan. Mula-mula lahan dibersihkan
dari segala macam gulma atau bekas akar pepohonon dan batu-batu yang mungkin
mengganggu pertanaman harus dibuang. Selanjutnya dilakukan pembajakan, lahan
dibajak 2 kali untuk memecah agregat tanah yang masih berupa padatan kemudian
dicangkul halus 2 kali pula. Bedengan dibuat dengan panjang 12-15 m dengan
lebar 1,5-2 m atau 3-4 m. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 x 40 x 30 cm.
jarak lubang tanam atau jarak tanam dalam baris 1,2-1,5 m. Lubang tanam diberi
pupuk dasar yang terdiri dari 3-4 kg pupuk kandang, 28 g pupuk DS, 22g pupuk
ZK, dan 15 g pupuk ZA.
B.
Perbanyakan
tanaman
1. Perbanyakan
generatif
Perbanyakan tanaman
semangka biasanya dari biji (benih). Benih yang digunakan harus terjamin
kemurnian dan keunggulannya. Varietas yang dipilih sebaiknya yang tahan
terhadap hama dan penyakit
2. Perbanyakan
vegetatif
Salah satu cara
perbanyakan vegetatif yaitu teknik penyambungan semangka yang menggunakan pohon
pangkal labu air atau waluh. Perbanyakan tanaman semangka secara vegetative
dapat dilakukan dengan du acara yaitu enten dan menyusukan. Pengentenan
dilakukan dengan cara biji labu air disemai 7-8 hari lebih awal daripada biji
semangka. Media tanam digunakan kompos halus. Cara pengentenan dimulai dengan pucuk
pohon semangka (umur 7-8 hari) siap dienten dengan memotongnya sepanjang 2-3
cm. Pucuk enten semangka siap dienten dengan tangkai enten 0,7-1 cm dengan
sudut irisan 15o-20o. setelah tunas labu air dipotong,
pucuk batangnya dilubangi secara hati-hati dengan penusuk dari bambu. Pada saat
pengentenan daun semangka diatur supaya bersilangan dengan daun labu air.
Perbanyakan secara vegetative yang kedua adalah dengan penyusunan. Hal-hal yang
harus diperhatikan pada penyusunan adalah biji labu air sebagai pohon pangkal
dan biji semangka sebagai pohon atas disemai bersamaan waktunya. Biji labu air
disemai di dalam pot plastic ukuran 12 cm, biji semangkanya disemai pada pot
berukuran 5 cm. penyusunan keduanya dilakukan pada umur 15 hari. Mula-mula
pohon pangkal labu air berumur 15 hari siap disusukan, dibuat irisan bersudut
35-40o sedalam ½ diameter batang. Pohon atas semangka dibuat irisan
bersudut 25-30o sedalam 1/3 diameter batang. Penyatuan dilakukan
dengan hati-hati dan pas sesamanya. Setelah 10-12 hari, penyusunan telah
terjadi, akar pohon atas semangka dipotong.
C.
Penanaman
Perlakuan khusus terhadap
biji sebelum ditanam tidak mutlak diperlukan. Petani biasanya menjemur biji
semangka sesaat atau merendamnya selama 10-12 jam sebelum biji itu ditanam. Setiap
lubang tanam dimasukkan 3-4 butir benih sedalam 3-5 cm. pada lahan yang gembur,
benih ditanam lebih dalam.
D.
Pemeliharaan
Pada awal pertumbuhan
selama 10-15 hari, tanaman perlu disiram dan diairi. Apabila pengairan
dilakukan melalui saluran-saluran antara bedengan, maka air harus dijaga
supanya tidak meluap menggenangi bedengan. Pembumbunan dan penyiangan harus
dilakukan dengan hati-hati karena akar semangka cukup dangkal, rumput yang
mulai meninggi dibersihkan dengan cara mencabutinya. Penyiangan perlu dilakukan
3-4 kali selama masa tanam.
E.
Pemupukan
Semangka membutuhkan
unsur nitrogen yang cukup banyak, hal ini dapat terlihat pada pertumbuhannya
yang cukup cepat, hijau dan rimbunnya percabangan serta daun tanaman, dan
buah-buahan yang berukuran besar. Dosis pemupukan semangka secara khusus untuk
lahan-lahan di Indonesia belum ada. Namun sebagai pedoman dapat digunakan
rekomendasi pemupukan semangka di Filipina: untuk satu hektar areal tanaman
semangka dianjurkan sedikitnya 45 kg N, 45 kg P2 O5 dan
45 kg K2O. mengingat pertumbuhan tanaman yang cukup cepat sebaiknya
pupuk P dan K serta 1/3 pupuk N diberikan pada saat tanam sebagai pupuk dasar.
F.
Pemangkasan
Pertumbuhan tanaman yang
baik akan menghasilkan buah yang baik pula. Penjarangan perlu dilakukan agar
tanaman tumbuh secara optimal. Setiap lubang disisakan 2-3 tanaman saja, yang
dilakukan setelah tanaman tumbuh kuat setelah mempunyai 2-3 helai daun.
Pemangkasan cabang-cabang sebaiknya tidak dilakukan karena dapat menimbulkan kerusakan bila tidak
dilakukan dengan benar. Luka pemangkasan ini dapat menjadi tempat infeksi.
Pemangkasan dilakukan bila cabang utama telah tumbuh sepanjang 40-60 cm,
dipilih 3-4 cabang lateral yang kuat untuk ditinggalkan dan selebihnya
dipangkas.
G.
Hama
dan Penyakit
1. Hama
a. Ulat
tanah (Agrotis ipsilon Rottenburg)
Ulat
ini berwarna kehitaman, berbintik-bintik atau bergaris. Badannya lunak liat,
panjangnya 3-5 cm. siang hari ulat ini hidup di dalam tanah di sekitar tanaman.
Malam hari ulat memakan bagian leher batang atau bagian batang di bawah tanah.
Kupu-kupunya meletakkan telur di atas daun.
Pengendalian
dilakukan dengan memberantasnya dengan Basudin 10 G, setiap tanaman diberi 1
sendok teh Basudin kemudian di taburkan ke dalam tanah disekitar tanaman.
Selain itu, dapat pula menggunakan Hostathion 40 EC ( dosis 0,5-0,8 %) atau
Dursban 20 EC (dosis 1-1,7 %) yang disemprotkan di sekeliling tanaman.
b. Tungau
(Tetranychus sp.)
Tungau
ini cukup halus, tidak dapat dilihat dengan mata. Warnanya kehijauan atau
kemerahan, hidupnya berkelompok di bawah daun, mngisap cairan sel daun.
Akibatnya timbul bercak-bercak berkeriput pada daun. Pertumbuhan tanaman
menjadi terhambat, demikian pula buahnya.
Pengendalian
dengan cara menyemprotkan Kelthane atau Tedion dengan dosis 0,125% dilakukan 7
hari sebelum panen.
c. Kumbang
daun kukurbit.
Kumbang
daun kukurbit berwarna bening agak merah jambu, panjangnya sekitar 8 mm.
kumbang ini memakan jaringan epidermis daun dan bunga. Tanaman muda akan
menjadi gundul dan akhirnya mati. Sekali bertelur kumbang ini mampu
menghasilkan 60 butir. Telurnya diletakkan di celah-celah dahan dekat batang
tanaman. Setelah 10 hari, telur menetas dan larvanya berwarna putih, merusak
akar, buah atau bagian tanaman yang dekat dengan tanah. Tanaman menjadi layu
dan akhirnya mati.
Pengendalian
dengan pemberantasan menggunakan Bayrusil 25 EC (dosis 0,2%), Hostathion 40 EC
(dosis 0,3%), Dursban 20 EC (dosis 0,4%) atau Tamaron (dosis 0,25%).
d. Kutu
hijau (Aphis gossypii Glover)
Kutu
hijau merupakan serangga yang cukup kecil, berbadan lunak, berwarna hijau
kekuningan sampai hijau kecokelatan. Kutu ini mengisap cairan sel dan
mengakibatkan daun tergulung kerdil, pertumbuhan cabang tanaman terhambat dan
lemah. Kualitas buah, ukuran rasa, serta ketahanan angkut buah menurun. Kutu
ini juga menularkan penyakit virus mosaic.
Pengendalian
menggunakan Orthene 75 SP (dosis 0,10%), Hostathion 40 EC (dosis 1,10-0,15%)
atau Tamaron dosis 0,10-0,20%.
e. Lalat
buah (Dacus spp.)
Lalat
ini berwarna merah, punggung dadanya kehitaman dengan dua gurat kuning
membujur. Punggung perutnya memiliki
tiga gurat hitam melintang sebelah muka dan sebuah gurat hitam pada bagian
belakang. Sekali bertelur lalat betina mampu menghasilkan 15 butir. Stadium
larva terjadi selama 6-9 hari, larva berkepompong di dalam tanah selama 6-12
hari. Ujung perut lalat betina runcing, lalat jantan bulat. Sayapnya
transparan, panjangnya 5-7,5 mm.
Pengendalian
pada lalat dewasa yang baru keluar dari kepompong dan larva yang berada di
tanah diberantas dengan semprotan Hostathion 40 EC (dosis 0,15-0,2%), Lebaycid
550 EC (dosis 0,2%) atau Bayrusil 250 (dosis 0,25%).
2. Penyakit
a. Penyakit
tepung (powdery mildew)
Penyakit
ini disebabkan oleh Erysiphe
cichoracearum, gejala serangan tampak pada daun atau batang muda yang
dilapisi semacam tepung berwarna putih.
Bila seluruh daun terkena serangan, daun menjadi cokelat dan mengeriput,
pertumbuhan tanaman terhambat, tnaman menjjadi lemah. Serangan berat
menyebabkan daun dan batang akan mati. Buah yang dihasilkan menderita luka
bakar oleh panas matahari.
Pengendalian
penyakit ini mencegahnya atau diberantas dengan Benlate 0,06% dengan selang
waktu penyemprotan 10-15 hari.
b. Penyakit
busuk daun (downy mildew)
Gejala
serangan tampak berbentuk bercak kuning pada daun. Bercak ini kemudian akan
berubah menjadi cokelat kmerahan, akhirnya kering dan mati. Bila tanaman tidak
mati, biasanya buahnya tidak masak, rasa buah menjadi tawar tanpa aroma.
Penyakit ini disebabkan oleh Pseudoperonospora
cubensis.
Pengendalian
dengan mencegahnya dengan Diathane M45 0,18%, Lonacol 0,2-0,3%, atau Manzate
0,2-0,3% dengan selang waktu penyemprotan 7-10 hari.
c. Penyakit
layu fusarium
Penyakit
ini disebabkan Fusarium oxysporum. Cendawan
penyakit ini hidup di dalam tanah pada bahan-bahan organic tanah. Pathogen
dapat hidup sampaai 16 tahun meskipun pada lahan tidak ada tanaman semangka.
Cendawan ini menyerang tanaman pada semua stadia pertumbuhan. Pada pertanaman
yang telah tumbuh, gejala penyakit akan jelas terlihat, daunnya layu mengerut,
mulai dari ujung tanaman. Bila keadaan sudah demikian, penyakit ini tidak bisa
diobati lagi, akhirnya tanaman mati.
Pengendalian
dilakukan dengan menggunakan benih yang resisten, bibit vegetative dengan pohon
pangkal labu air atau waluh yang tahan terhadap penyakit ini.
d. Penyakit
busuk rhizhopus
Jenis
kapang rhizopus merupakan penyebab penyakit busuk buah pada semangka dan
berbagai jenis buah-buahan lain. Infeksi kapang terjadi melalui luka. Penyakit
ini disebabkan oleh Rhizopus sp.,
pengendalian dilakukan dengan pemetikan, pengepakan, pengankutan, dan
penyimpanan buah dilakukan dengan hati-hati agar buah tidak memar atau luka.
Sanitasi kebun harus dilakukan sebai-baiknya. Buah-buah yang busuk segera dimusnahkan
dengan cara diakar agar tidak menjadi sumber inoculum.
e. Penyakit
antraknosa
Serangan
pertama tampak pada daun, timbul bercak hitam kemudian seluruh daun menjadi
hitam mongering, batang tanaman menjulur di sela-sela daun kering. Buah yang
terserang saat masih muda tidak akan tampak
bercak hitam, kemudian bercak cekung basah, ditumbuhi massa spora
berwarna krem sampai hitam.
Penyakit
ini disebabkan oleh Colletotrichum
lagenarium (Pass.). pengendalian penyakit ini dengan menjaga dengan
sebaik-baiknya sanitasi dan drainase. Selain ini juga diberantas dengan Dithane
M 45 atau Difolan dosis 0,2 % dengan selang waktu 7-10 hari.
f. Penyakit
kudis
Kapang
penyakit kudis ini disebabkan oleh Cladosporium
cucumerium Ell. Penyakit ini menyerang buah sehingga tumbuh bercak agak
cekung, berair kemudian mongering. Bercak-bercak ini selanjutnya ditumbuhi
massa spora berwarna hijau kecokelatan.
Pengendalian
dengan mencegahnya dengan Benomyl (50 g dalam 100 l air) pada saat mahkota
bunga gugur.
g. Penyakit
virus mosaic
Penyakit
virus ini disebabkan oleh virus mosaic yang ditularkan oleh kutu hijau,
menyerang semua stadium tanaman. Serangan hebat biasanya terjadi pada masa awal
pertumbuhan yanaman. Jika serangan terjadi pada tanaman muda, maka pertumbuha
akan terhambat, buah tidak pernah terbentuk dan akhirnya tanaman mati. Bila
serangan terjadi pada tanaman dewasa, daun-daun akan mengerut, menggulung ke
bawah, kerdil bercak-bercak dan terhenti pertumbuhannya.ruas-ruas cabang
menjadi berbentuk roset oleh tunh-tunas yang tumbuh tidak seperti biasa,
berlipat ganda, rapat dan pucat. Buah yang telah terbentuk jadi berwarna hijau
pucat atau putih tidak teratur dan di beberapa tempat berbercak hijau gelap.
Pengendalian
dengan menanam varietas yang resisten, menjaga kebersihan areal pertanaman, dan
memberantas kutu hijau yang menularkan virus ini.
VI.
PANEN
Tanaman
semangka sudah menghasilkan buah setelah berumur 70-100 hari sejak ditanam di
areal pertanaman, tergantung kondisi cuaca dan jenis bibit yang ditanam.tanaman
yang berbuah serempak dapat ipanen sekaligus, tetapi tanaman yang berbuah tidak
bersamaan biasanya dipetik dua kali. Tingkat kemasakan buah semangka dapat
diketahui dengan cara memukul buah dengan jari tau tangan dan mendengarkan
bunyinya. Apabila bunyi terdengar berat
maka buah sudah masak, bunyi yang ringan menandakan buah masih muda. Tanda tanda
lain yaitu tangkai buah mengecil hingga terlihat tidak sesuai dengan ukurang
buah itu sendiri. Tangkai demikian sudah tidak berbulu, cenderung bergaris
coklat yang lama kelamaan makin dominan. Warna buah mengkilat, dan kuliat buah
yang terletak di atas tanah telah berubah warna dari putih menjadi kekuningan.
Sulur pada pangkal buah kecil dan sudah mengering.Saat panen yang tepat adalah
pada pagi hari karena proses penimbunan gula terjadi pada malam hari.
Pemetikan
buah pertama dipilih yang sudah tua, pada pemetikan yang kedua semua buah
dipetik karena dedaunan tanaman sudah mongering dan buah sudah tidak bisa
berkembang. Pemetikan buah sebaiknya menggunakan pisau atau gunting, tangkai
buah ikut dipotong agak panjang. Buah yang dipetik sekaligus dapat langsung
dipotong dengan gunting pada tangkai buah sejarak 7 cm dari buah. Buah yang
direncanakan dipetik bertahap dipilih yang benar-benar tua. Pemetikan buah
dilakukan pada saat cuaca cerah, tidak berawan hingga buah terpetik dalam
kondisi kering permukaan kulit buahnya.
VII. PASCA
PANEN
Penanganan
setelah panen dilakukan secara bertahap yaitu sortasi dan grading,
pengangkutan, serta penyimpanan dan pengepakan. Setelah panen lahan bekas
penanaman sebaiknya digunakan untuk budidaya tanaman yang lain (dilakukan
rotasi tanaman).
A. Sortasi
dan Grading buah
Buah-buah yang telah dipanen dikumpulkan pada suatu
tempat atau gudang. Buah-buah ini kemudian dipilah-pilah (sortasi) antara buah
yang utuh dengan buah cacat atau rusak factor fisik maupun serangan
hama-penyakit. Pedagang-pedagang pada umumnya menggolongkan semangka
berdasarkan 4 kelas, yaitu:
1. Kelas
A
Buah berukuran 4 kg ke
atas, berbentuk sempurna menurut jenis bibitnya, tidak cacat ataupun keropos.
2. Kelas
B
Buah berukuran 2-4 kg
berbentuk sempurna menurut jenis bibitnya, tidak cacat. Buah berukuran lebih dari
4 kg yang mengalami kelainan bentuk ataupun cacat yang masih dalam batas
toleransi.
3. Kelas
C
Buah berukuran dibawah 2
kg, buah cukup masak dan layak konsumsi
4. Kelas
D
Kelas ini merupakan kelas
bekas sortiran, buah segala ukuran yang merupakan buah yang cacat diluar batas
toleransi masing-masing kelas, tetapi masih layak konsumsi.
B. Pengankutan
Cara pengangkutan dibagi menjadi 2 tahap. Tahap
pertama dari areal penanaman menuju ke tempat penimbangan, apabila areal
penanaman terletak di tengah-tengah lingkungan persawahan sehingga kendaraan
pengankut tidak bisa mencapai areal penanaman, buah diangkut dengan menggunakan
bakul yang diberi alas jerami kering kemudian digendong ataupun dipikul menuju
ke temoat penimbangan. Tahap kedua dari lokasi penanaman menuju tempat
penampungan, buah yang telah ditimbang disusun pada lantai kendaraan yang telah
dilapisi jerami kering setebal 0-15 cm. tinggi susunan maksimum 7 buah, dengan
pelapisan jemari kering pada setiap buah.
C. Penyimpanan
dan pengepakan
Penyimpanan dilalam ruangan berpengatur suhu, buah
diletakkan horizontal pad arak-rak di dalam ruangan pendingin, diatur
sedemikian rupa sehingga buah yag lebih dulu masuk akan lebih dulu dijual.
Kelembaban di dalam ruangan diatur pada angka kisaran 80%-85%, suhu ruangan 4,4oC
(sekitar 40 derajat fahrenheit). Penyimpanan didalam ruangan tanpa berpengatur
suhu, jerami sebagai alas lantai harus benar-benar kering, supaya tidak
menyebabkan kebusukan pada buah akibat kelembaban dari jerami basah. Sirkulasi
udara harus terjamin, tidak terkena
sinar matahari dan bersih dari hama pengganggu. Buah yang tangkainya sudah
terlihat membusuk karena terlambat dipetik karena cuaca yang tidak mendukung,
dikelupas dengan menggunakan pisau tajam yang direndam dengan fungisida atau
bakterisida sebelum digunakan. Tangkai buah yang melekat pada buah dipotong
sampai bersih, kemudian buah dijemur atau dikeringkan dengan alat pengering
rambut beberapa menit. Untuk mencegah perambatan bakteri pembusuk yang mungkin
akan menyebabkan busuknya buah.
Buah yang akan dipasarkan untuk konsumsi ekspor,
sebainya langsung diangkut. Apabila disimpan tidak lebih dari 3 hari. Buah-buah
yang akan dikirim, dikemas dalam peti kemas yang terbuat dari kayu. Satu peti
memuat maksimum 6 buah atau 30-35 kg. kesegaran buah dipertahankan, biasanya
pada saat pengangkutan buah dimasukkan ke container pendingin sehingga tetap
segar agar sampai tujuannya.
D. Rotasi
tanaman
Beberapa jenis tanaman yanag dapat diusahakan pada
lahan bekas pertanaman semangka dan memberikan hasil lumayan yaitu cabai
hibrida, jagung manis, bunga kol dataran rendah, atau kedelai jepang. Apabila
petani ingin menanam semangka lagi, sebaiknya harus di gilir dahulu dengan
tanaman tadi atau disawahkan terlebih dahulu bila lahannya bekas sawah. Dengan
demikian maka bibit penyakit, telur, pupa dan larva hama akan mati terendam.
PENUTUP
Meskipun
budidaya buah semangka di Indonesia masih terbatas untuk memenuhi pasaran dalam negeri. Tetapi tidak tertutup
kemungkinan untuk mampu bersaing di pasaran internasional. Tanaman semangka
dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya, tetapi selain itu ada masyarakat yang
memanfaatkan daun dan buah yang masih muda untuk bahan sayur-sayuran. Kandungan
air yang banyak dalam buah semangka membuat buah ini cukup digemari, serta
berbagai manfaat yang didapat dan meskipun kandungan gizinya cukup rendah
tetapi. Kandungan dalam buah semangka antara lain: protein, karbohidrat,
vitamin A, vitamin C, srat, Calsium, Besi, Posphor, dan Kalori.
Ashari, Sumeru. 2006. Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Kalie, Moehd. Baga. 2005. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Prajnanta, Final. 2003. Agribisnis Semangka Non-Biji. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Semangun, Haryono. 1989. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di
Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Wihardjo, F.A. Suwandi. 1993. Bertanam semangka. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar