iklan banner

Kamis, 16 November 2017

BUDIDAYA TANAMAN BUAH SEMANGKA



TUGAS TERSTRUKTUR
BUDIDAYA TANAMAN BUAH
Semangka


Disusun oleh:
1.    Qonita               
2.    Palti Samuel P    




KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015


PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Posisi geografis Indonesia sangat strategis, dimana akan sangat menguntungkan bagi manusia maupun organisme pengganggu tanaman. Bagi komoditas bebuahan, keragaman jenis buah yang dimiliki Indonesia akan menyebabkan musim buah yang berbeda. Bebuahan di Indonesia akan mudah dijumpai sepanjang tahunnya. Keanekaragaman jenis buah-buahan merupakan sumber genetic yang sulit ditemukan di daerah lain.
Plasma nutfah ini dapat menjadi bahan utama dalam perakitan jenis baru atau varietas unggul buah-buahan di masa mendatang. Menghadapi pasar global, seharusnya Indonesia menjadi pelopor persaingan pasar bebuahan tropis yang sulit ditemukan di daerah subtropics. Banyak jenis bebuahan tropis dihasilkan di berbagai wilayah Indonesia. Namun, bebuahan tersebut kebanyakan membanjiri pasar local hanya pada saat panen raya. Baru sedikit jenis buah yang menempati pasar swalayan atau pasar dunia. Makalah ini akan membahas salah satu bebuahan yang cukup popular di Indonesia yaitu buah semangka.
Buah semangka memiliki daya tarik khusus karena mengandung banyak air yaitu sekitar 92%. Berikut inilah yang membuat tanaman semangka memiliki daya tarik khusus:
-          Digemari semua orang, meski nilai gizi buahnya rendah,
-          Tanaman berasal dari daerah tropika yang berkembang pesat di daerah subtropika,
-          Mampu mendatangkan keuntungan bila budidayanya dilakukan dengan baik atau bahkan kerugian bila yang terjadi sebaliknya.
Alasan pemilihan topik buah semangka dalam tugas terstruktur kali ini karena buah semangka merupakan salah satu buah favorit kita. Selain itu, buah semangka umumnya dapat dijumpai disegala musim di Indonesia sehingga muncul ketertarikan untuk mempelajarinya lebih dalam.


B.     Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui budidaya semangaka di Indonesia.



I.         PERANAN BUAH
A.    Nilai Gizi dan Manfaat Buah
Manusia memerlukan takaran gizi yang sesuai untuk hidup sehat. Kebutuhan gizi laki-laki dan perempuan berbeda karena giri merupakan bahan bakar yang menghasilkan energi dan pada umumnya aktifitas laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Metode berat  badan bisanya untuk mengetahui kondisi pemenuhan gizi seseorang. Berat badan berlebihan menandakan seseorang kelebihan gizi sehingga perlu mengurangi takaran pengan hariannya (Ashari, 2006).
Nilai gizi buahnya tergolong rendah, hanya mengandung 7% karbohidrat dalam bentuk gula.kandungan vitamin dan mineralnya pun tergolong rendah. Kulit buah semangka dapat dibuat acar, bijinya kuaci. Rasa gurih kuaci ditimbulkan oleh kandungan lemak dan protein biji yang cukup tinggi, antara 30-40 %. 
Semangka diketahui mengandung zat-zat tertentu yang cukup efektif dalam membunuh sel-sel kanker. Professor Masatoshi Yamazaki dari Universitas Tokyo memaparkan hasil percobaannya tersebut pada seminar ahli kanker Jepang bulan Oktober 1993. Semangka, pisang, dan rumput laut mengandung zat tertentu yang mampu menghidupkan aktifitas fungsi sel darah putih yang mampu meningkatkan system kekebalan. Hasil percobaan menunjukan bahwa semangka mengandung zat-zat yang dapat menstimulir phagocyte. Phagocyte adalah suatu sel darah yang mampu melindungi system darah dari infeksi dengan cara menyerap mikroba untuk mematikan sel-sel penyebab penyakit kanker.  
Kandungan kalori buah semangka sangat rendah sehingga semangka dapat berfungsi sebagai diuretik. Buah semangka mengandung pigmen karotenoid jenis flavonoid yang memberikan warna daging buah merah atau kuning. Flavonoid memiliki fungsi sebagai antioksidan yang mengurangi pengeluaran histamine dan zat-zat alergi lainnya. Tabel 1 menjelaskan komposisi zat gizi yang terkandung dalam semangka per 100 gram berat dapat dimakan. Prajatna, Final. 2003. Agribisnis Semangka Non-Biji. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tabel 1. Kandungan gizi semangka per100 gram BDD
Kandungan Gizi
Nilai Satuan
Kalori
28,0 kal
Protein
0,1   g
Lemak
0,2   g
Karbohidrat
7,2   g
Kalsium
6,0   mg
Fosfor
7,0   mg
Besi
0,2   mg
Vitamin A
50,0 S.l
Vitamin B1
0,02 mg
Vitamin B
0,03 mg
Vitanmin C
7,0   mg
Niacin
0,2   g
Serat
0,5   g
air
92,1  g

B.     Nilai Ekonomi
Budidaya tanaman semangka di tanah air masih terbatas untuk memenuhi pasaran dalam negeri. Tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk bersaing di pasaran internasional. Factor yang menjadi barometer naik-turunnya harga pasaran buah semangka di dalam negeri adalah banyaknya hasil buah yang dipanen pada saat bersamaan. Daerah-daerah penghasil semangka yang paling banyak di Indonesia adalah:
1)      Jawa Tengah         : D.I.Y, Kab. Magelang dan Kab. Kulonprogo
2)      Jawa Barat            : Indramayu dan Karawang
3)      Jawa Timur            : Banyuwangi dan Malang
4)      Sumatera               : Lampung
Masuknya benih-benih semangka impor mempunyai beberapa daya tarik yang kuat, sebab buah semangka tersubut mampu merebut pasaran. Buah yang berkualitas baik telah banyak dipasarkan di super market di kota-kota besar dan yang menjadi pelanggannya adalah masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas. Kenyataan demikian menjadikan permintaan pasar buah semangka semakin meningkat. Terlebih saat buah yang didatangkan dari daerah-daerah penghasil tadi relative jumlahnya, sehingga harganya pun melonjak beberapa kali lipat.


 
II.           BOTANI SEMANGKA
A.    Taksonomi
Semangka termasuk family Cucurbitaceae, dan termerupakan tanaman semusim (annual) berbentuk terna yang merambat dengan menggunakan sulur atau alat pembelitnya. Berikut klasifikasi tanaman semangka:
Kingdom            : Plantae
Divisio               : Spermatophyta
Sub-divisio         : Angiospermae
Kelas                  : Dicotyledonae
Ordo                  : Cucurbitales
Famili                 : Cucurbitaceae
Genus                 : Citrullus
Spesies               : Citrullus vulgaris Schard. Dan Citrullus lanatus (THUMB)

B.     Morfologi
1.      Akar
Tanaman semangka memiliki akar serabut, pada jenis semangka non biji akarnya tunggang yang terdiri atas akar utama (primer) dan akar lateral (sekunder). Panjang akar primer sampai pangkal batang berkisar 15-20 cm, sedangkan akar lateral menyebar sekitar 35-45 cm.
2.      Batang
Batang semangka berbentuk bulat dan lunak, berambut, dan sedikit berkayu. Batang ini merambat, panjangnya sampai 3,5-5,6 meter. Cabang-cabang lateral mirip dengan cabang utama.
3.      Daun
Daun semangka berbentuk cuping dengan tepi daunya bercangap dan bentuknya menjari, terletak berseberangan beraturan sepanjang sulur tanaman. Panjang sulur dapat mencapai 5-6 meter. Daun tanaman semangka umumnya memiliki warna hijau muda sampai hijau gelap. Helaian daun berujung runcing dengan pangkal daun berbentuk jantung. Permukaan daun dewasa pada umumnya agak kasar.
4.      Bunga
Bunga semangka berkelamin tunggal dan berumah satu, artinya bunga jantan dan bunga betina letaknya terpisah tidak dalam satu bunga, tetapi masih dalam satu tanaman bahkan dalam cabang tanaman. Bunga tanaman ini tumbuh di ketiak tangkai daun.



III.        SYARAT TUMBUH
Setiap tanaman termasuk semangka menghendaki persyaratan khusus untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Persyaratan tumbuh menyangkut beberapa aspek, antara lain: keadaan tempat, tanah serta iklim.
A.      Keadaan Tempat (Letak Geografis)
1.      Ketinggian tempat
Ketinggian tempat yang ideal untuk tanaman semangka adalah 100-300 meter di atas permukaan laut (dpl). Meskipun begitu semangka juga dpat ditanam di daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 100 m dpl dan lebih dari 300 m dpl.
2.      Saluran irigasi yang baik
Areal tanaman semangka yang luas mutlak membutuhkan saluran irigasi yang baik. Salauran irigasi yang baik dapat dengan mudah mengalirkan air ke areal pertanaman bila kita membutuhkan air atau membuangnya bila berlebihan.
B.     Keadaan Tempat
1.      Sifat tanah
Tanah yang cocok untuk ditanami semangka adalah tanah yang porous (sarang) hingga mudah membuang kelebihan air. Tetapi tanah yang terlalu mudah membuang air kurang baik pula untuk ditanami semangka, karena tanah demikian akan membutuhkan frekuensi penyiraman yang lebih sering. Tanah yang terlalu padat atau menyerap dan menyimpan air sama sekali tidak cocok untuk ditanami tanaman semangka karena system perakaran tidak tahan genangan air dan mudah menjadi busuk.
2.      Kondsi tanah
Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang cukup gembur, kaya bahan organic, bukan tanah mati ataupun tanah masam. Tanah kebun atau persawahan setelah dikeringkan bisa ditanami semangka asal semua persyaratan terpenuhi.

C.     Keadaan Iklim
1.      Sinar matahari
Sinar matahari harus dapat mengenai seluruh areal penanaman sejak terbit hingga tenggelam. Intensitas pancaran sinar matahari ini erat kaitannya dengan suhu lingkungan. Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembangang serta berbuah optimal pada suhu 25o C yang diukur pada siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan terjadinyakemunduran waktu panen. Mengingat proses fotosintesis hanya dapat berlangsung sempurna bila matahari mengenai klorofil tanaman.
2.      Kelembaban udara
Kelembaban udara sekeliling cenderung rendah apabila sinar matahari mampu menyinari areal penanaman. Apabila udara mempunyai kelembaban yang rendah, berarti udara kering karena miskin uap air.
3.      Curah hujan
Intensitas curah hujan dapat diabaikan apabila budidaya semangka tersebut dilakukan dengan teknik-teknik tertentu. Curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka 40-50 mm per bulan.




IV.        MUSIM BUAH
Tanaman semangka mulai berbunga pada umur sekitar 40 hari. Bunga betina pertama biasanya muncul diantara ruas ke-8 dan ke-13 pada batang utama. Bunga ini sebaiknya dibuang (tidak dijadikan buah) dengan cara memangkasnya karena tumbuhnya kurang bagus dan batangnya belum kuat. Pembuahan pada batang utama sebaiknya diatur mulai ruas ke-20. Cabang lateral pembuahan dapat dimulai pada ruas ke-15 sampai ruas ke-18.
Bunga semangka akan mekar pada pagi hari antara pukul 05.00-06.00 dan akan layu pada diang hari antara pukul 11.00-13.00. Penyerbukan bunga dilakukan oleh lebah. Bila semua bunga dijadikan buah, maka akan diperoleh buah yang berukuran kecil. Pembuhana disetiap pohon harus diatur. Setiap pohon sebainya dipelihara 4-6 buah, calon buah lainnya dipangkas atau dibuang saja. Pemangkasan buah ini dilakukan pada saat tangkai buah dalam keadaan kering. Pisau yang digunakan harus tipis dan tajam serta dijaga supaya tidak melukai batang tanaman.
Pembuahan yang terjadi pada ketiak daun yang lebih awal maupun ketiak daun yang lebih ujung kurang baik, sebab pembuahan yang terjadi pada ketiak daun yang lebih awal berarti tanaman masih muda dan belum kuat. Bila terjadi pada ketiak daun yang lebih ujung, berarti tanaman sudah tua dan berpenyakit.


V.           TEKNIK BUDIDAYA
A.      Persiapan Lahan
Sebelum penanaman semangka dimulai, lahan harus dipersiapkan dengan baik. Tahap-tahap persiapan lahan dimulai dengan pengolahan lahan. Mula-mula lahan dibersihkan dari segala macam gulma atau bekas akar pepohonon dan batu-batu yang mungkin mengganggu pertanaman harus dibuang. Selanjutnya dilakukan pembajakan, lahan dibajak 2 kali untuk memecah agregat tanah yang masih berupa padatan kemudian dicangkul halus 2 kali pula. Bedengan dibuat dengan panjang 12-15 m dengan lebar 1,5-2 m atau 3-4 m. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 x 40 x 30 cm. jarak lubang tanam atau jarak tanam dalam baris 1,2-1,5 m. Lubang tanam diberi pupuk dasar yang terdiri dari 3-4 kg pupuk kandang, 28 g pupuk DS, 22g pupuk ZK, dan 15 g pupuk ZA.
B.       Perbanyakan tanaman
1.      Perbanyakan generatif
Perbanyakan tanaman semangka biasanya dari biji (benih). Benih yang digunakan harus terjamin kemurnian dan keunggulannya. Varietas yang dipilih sebaiknya yang tahan terhadap hama dan penyakit
2.      Perbanyakan vegetatif
Salah satu cara perbanyakan vegetatif yaitu teknik penyambungan semangka yang menggunakan pohon pangkal labu air atau waluh. Perbanyakan tanaman semangka secara vegetative dapat dilakukan dengan du acara yaitu enten dan menyusukan. Pengentenan dilakukan dengan cara biji labu air disemai 7-8 hari lebih awal daripada biji semangka. Media tanam digunakan kompos halus. Cara pengentenan dimulai dengan pucuk pohon semangka (umur 7-8 hari) siap dienten dengan memotongnya sepanjang 2-3 cm. Pucuk enten semangka siap dienten dengan tangkai enten 0,7-1 cm dengan sudut irisan 15o-20o. setelah tunas labu air dipotong, pucuk batangnya dilubangi secara hati-hati dengan penusuk dari bambu. Pada saat pengentenan daun semangka diatur supaya bersilangan dengan daun labu air. Perbanyakan secara vegetative yang kedua adalah dengan penyusunan. Hal-hal yang harus diperhatikan pada penyusunan adalah biji labu air sebagai pohon pangkal dan biji semangka sebagai pohon atas disemai bersamaan waktunya. Biji labu air disemai di dalam pot plastic ukuran 12 cm, biji semangkanya disemai pada pot berukuran 5 cm. penyusunan keduanya dilakukan pada umur 15 hari. Mula-mula pohon pangkal labu air berumur 15 hari siap disusukan, dibuat irisan bersudut 35-40o sedalam ½ diameter batang. Pohon atas semangka dibuat irisan bersudut 25-30o sedalam 1/3 diameter batang. Penyatuan dilakukan dengan hati-hati dan pas sesamanya. Setelah 10-12 hari, penyusunan telah terjadi, akar pohon atas semangka dipotong.
C.      Penanaman
Perlakuan khusus terhadap biji sebelum ditanam tidak mutlak diperlukan. Petani biasanya menjemur biji semangka sesaat atau merendamnya selama 10-12 jam sebelum biji itu ditanam. Setiap lubang tanam dimasukkan 3-4 butir benih sedalam 3-5 cm. pada lahan yang gembur, benih ditanam lebih dalam.
D.      Pemeliharaan
Pada awal pertumbuhan selama 10-15 hari, tanaman perlu disiram dan diairi. Apabila pengairan dilakukan melalui saluran-saluran antara bedengan, maka air harus dijaga supanya tidak meluap menggenangi bedengan. Pembumbunan dan penyiangan harus dilakukan dengan hati-hati karena akar semangka cukup dangkal, rumput yang mulai meninggi dibersihkan dengan cara mencabutinya. Penyiangan perlu dilakukan 3-4 kali selama masa tanam.
E.       Pemupukan
Semangka membutuhkan unsur nitrogen yang cukup banyak, hal ini dapat terlihat pada pertumbuhannya yang cukup cepat, hijau dan rimbunnya percabangan serta daun tanaman, dan buah-buahan yang berukuran besar. Dosis pemupukan semangka secara khusus untuk lahan-lahan di Indonesia belum ada. Namun sebagai pedoman dapat digunakan rekomendasi pemupukan semangka di Filipina: untuk satu hektar areal tanaman semangka dianjurkan sedikitnya 45 kg N, 45 kg P2 O5 dan 45 kg K2O. mengingat pertumbuhan tanaman yang cukup cepat sebaiknya pupuk P dan K serta 1/3 pupuk N diberikan pada saat tanam sebagai pupuk dasar.
F.       Pemangkasan
Pertumbuhan tanaman yang baik akan menghasilkan buah yang baik pula. Penjarangan perlu dilakukan agar tanaman tumbuh secara optimal. Setiap lubang disisakan 2-3 tanaman saja, yang dilakukan setelah tanaman tumbuh kuat setelah mempunyai 2-3 helai daun. Pemangkasan cabang-cabang sebaiknya tidak dilakukan  karena dapat menimbulkan kerusakan bila tidak dilakukan dengan benar. Luka pemangkasan ini dapat menjadi tempat infeksi. Pemangkasan dilakukan bila cabang utama telah tumbuh sepanjang 40-60 cm, dipilih 3-4 cabang lateral yang kuat untuk ditinggalkan dan selebihnya dipangkas.
G.      Hama dan Penyakit
1.      Hama
a.       Ulat tanah (Agrotis ipsilon Rottenburg)
Ulat ini berwarna kehitaman, berbintik-bintik atau bergaris. Badannya lunak liat, panjangnya 3-5 cm. siang hari ulat ini hidup di dalam tanah di sekitar tanaman. Malam hari ulat memakan bagian leher batang atau bagian batang di bawah tanah. Kupu-kupunya meletakkan telur di atas daun.
Pengendalian dilakukan dengan memberantasnya dengan Basudin 10 G, setiap tanaman diberi 1 sendok teh Basudin kemudian di taburkan ke dalam tanah disekitar tanaman. Selain itu, dapat pula menggunakan Hostathion 40 EC ( dosis 0,5-0,8 %) atau Dursban 20 EC (dosis 1-1,7 %) yang disemprotkan di sekeliling tanaman.
b.      Tungau (Tetranychus sp.)
Tungau ini cukup halus, tidak dapat dilihat dengan mata. Warnanya kehijauan atau kemerahan, hidupnya berkelompok di bawah daun, mngisap cairan sel daun. Akibatnya timbul bercak-bercak berkeriput pada daun. Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, demikian pula buahnya.
Pengendalian dengan cara menyemprotkan Kelthane atau Tedion dengan dosis 0,125% dilakukan 7 hari sebelum panen.
c.       Kumbang daun kukurbit.
Kumbang daun kukurbit berwarna bening agak merah jambu, panjangnya sekitar 8 mm. kumbang ini memakan jaringan epidermis daun dan bunga. Tanaman muda akan menjadi gundul dan akhirnya mati. Sekali bertelur kumbang ini mampu menghasilkan 60 butir. Telurnya diletakkan di celah-celah dahan dekat batang tanaman. Setelah 10 hari, telur menetas dan larvanya berwarna putih, merusak akar, buah atau bagian tanaman yang dekat dengan tanah. Tanaman menjadi layu dan akhirnya mati.
Pengendalian dengan pemberantasan menggunakan Bayrusil 25 EC (dosis 0,2%), Hostathion 40 EC (dosis 0,3%), Dursban 20 EC (dosis 0,4%) atau Tamaron (dosis 0,25%).
d.      Kutu hijau (Aphis gossypii Glover)
Kutu hijau merupakan serangga yang cukup kecil, berbadan lunak, berwarna hijau kekuningan sampai hijau kecokelatan. Kutu ini mengisap cairan sel dan mengakibatkan daun tergulung kerdil, pertumbuhan cabang tanaman terhambat dan lemah. Kualitas buah, ukuran rasa, serta ketahanan angkut buah menurun. Kutu ini juga menularkan penyakit virus mosaic.
Pengendalian menggunakan Orthene 75 SP (dosis 0,10%), Hostathion 40 EC (dosis 1,10-0,15%) atau Tamaron dosis 0,10-0,20%.
e.       Lalat buah (Dacus spp.)
Lalat ini berwarna merah, punggung dadanya kehitaman dengan dua gurat kuning membujur.  Punggung perutnya memiliki tiga gurat hitam melintang sebelah muka dan sebuah gurat hitam pada bagian belakang. Sekali bertelur lalat betina mampu menghasilkan 15 butir. Stadium larva terjadi selama 6-9 hari, larva berkepompong di dalam tanah selama 6-12 hari. Ujung perut lalat betina runcing, lalat jantan bulat. Sayapnya transparan, panjangnya 5-7,5 mm.
Pengendalian pada lalat dewasa yang baru keluar dari kepompong dan larva yang berada di tanah diberantas dengan semprotan Hostathion 40 EC (dosis 0,15-0,2%), Lebaycid 550 EC (dosis 0,2%) atau Bayrusil 250 (dosis 0,25%).
2.      Penyakit
a.       Penyakit tepung (powdery mildew)
Penyakit ini disebabkan oleh Erysiphe cichoracearum, gejala serangan tampak pada daun atau batang muda yang dilapisi semacam tepung berwarna putih.  Bila seluruh daun terkena serangan, daun menjadi cokelat dan mengeriput, pertumbuhan tanaman terhambat, tnaman menjjadi lemah. Serangan berat menyebabkan daun dan batang akan mati. Buah yang dihasilkan menderita luka bakar oleh panas matahari.
Pengendalian penyakit ini mencegahnya atau diberantas dengan Benlate 0,06% dengan selang waktu penyemprotan 10-15 hari.
b.      Penyakit busuk daun (downy mildew)
Gejala serangan tampak berbentuk bercak kuning pada daun. Bercak ini kemudian akan berubah menjadi cokelat kmerahan, akhirnya kering dan mati. Bila tanaman tidak mati, biasanya buahnya tidak masak, rasa buah menjadi tawar tanpa aroma. Penyakit ini disebabkan oleh Pseudoperonospora cubensis.
Pengendalian dengan mencegahnya dengan Diathane M45 0,18%, Lonacol 0,2-0,3%, atau Manzate 0,2-0,3% dengan selang waktu penyemprotan 7-10 hari.
c.       Penyakit layu fusarium
Penyakit ini disebabkan Fusarium oxysporum. Cendawan penyakit ini hidup di dalam tanah pada bahan-bahan organic tanah. Pathogen dapat hidup sampaai 16 tahun meskipun pada lahan tidak ada tanaman semangka. Cendawan ini menyerang tanaman pada semua stadia pertumbuhan. Pada pertanaman yang telah tumbuh, gejala penyakit akan jelas terlihat, daunnya layu mengerut, mulai dari ujung tanaman. Bila keadaan sudah demikian, penyakit ini tidak bisa diobati lagi, akhirnya tanaman mati.
Pengendalian dilakukan dengan menggunakan benih yang resisten, bibit vegetative dengan pohon pangkal labu air atau waluh yang tahan terhadap penyakit ini.
d.      Penyakit busuk rhizhopus
Jenis kapang rhizopus merupakan penyebab penyakit busuk buah pada semangka dan berbagai jenis buah-buahan lain. Infeksi kapang terjadi melalui luka. Penyakit ini disebabkan oleh Rhizopus sp., pengendalian dilakukan dengan pemetikan, pengepakan, pengankutan, dan penyimpanan buah dilakukan dengan hati-hati agar buah tidak memar atau luka. Sanitasi kebun harus dilakukan sebai-baiknya. Buah-buah yang busuk segera dimusnahkan dengan cara diakar agar tidak menjadi sumber inoculum.
e.       Penyakit antraknosa
Serangan pertama tampak pada daun, timbul bercak hitam kemudian seluruh daun menjadi hitam mongering, batang tanaman menjulur di sela-sela daun kering. Buah yang terserang saat masih muda tidak akan tampak  bercak hitam, kemudian bercak cekung basah, ditumbuhi massa spora berwarna krem sampai hitam.
Penyakit ini disebabkan oleh Colletotrichum lagenarium (Pass.). pengendalian penyakit ini dengan menjaga dengan sebaik-baiknya sanitasi dan drainase. Selain ini juga diberantas dengan Dithane M 45 atau Difolan dosis 0,2 % dengan selang waktu 7-10 hari.
f.       Penyakit kudis
Kapang penyakit kudis ini disebabkan oleh Cladosporium cucumerium Ell. Penyakit ini menyerang buah sehingga tumbuh bercak agak cekung, berair kemudian mongering. Bercak-bercak ini selanjutnya ditumbuhi massa spora berwarna hijau kecokelatan.
Pengendalian dengan mencegahnya dengan Benomyl (50 g dalam 100 l air) pada saat mahkota bunga gugur.
g.      Penyakit virus mosaic
Penyakit virus ini disebabkan oleh virus mosaic yang ditularkan oleh kutu hijau, menyerang semua stadium tanaman. Serangan hebat biasanya terjadi pada masa awal pertumbuhan yanaman. Jika serangan terjadi pada tanaman muda, maka pertumbuha akan terhambat, buah tidak pernah terbentuk dan akhirnya tanaman mati. Bila serangan terjadi pada tanaman dewasa, daun-daun akan mengerut, menggulung ke bawah, kerdil bercak-bercak dan terhenti pertumbuhannya.ruas-ruas cabang menjadi berbentuk roset oleh tunh-tunas yang tumbuh tidak seperti biasa, berlipat ganda, rapat dan pucat. Buah yang telah terbentuk jadi berwarna hijau pucat atau putih tidak teratur dan di beberapa tempat berbercak hijau gelap.
Pengendalian dengan menanam varietas yang resisten, menjaga kebersihan areal pertanaman, dan memberantas kutu hijau yang menularkan virus ini.


VI.        PANEN
Tanaman semangka sudah menghasilkan buah setelah berumur 70-100 hari sejak ditanam di areal pertanaman, tergantung kondisi cuaca dan jenis bibit yang ditanam.tanaman yang berbuah serempak dapat ipanen sekaligus, tetapi tanaman yang berbuah tidak bersamaan biasanya dipetik dua kali. Tingkat kemasakan buah semangka dapat diketahui dengan cara memukul buah dengan jari tau tangan dan mendengarkan bunyinya. Apabila bunyi terdengar  berat maka buah sudah masak, bunyi yang ringan menandakan buah masih muda. Tanda tanda lain yaitu tangkai buah mengecil hingga terlihat tidak sesuai dengan ukurang buah itu sendiri. Tangkai demikian sudah tidak berbulu, cenderung bergaris coklat yang lama kelamaan makin dominan. Warna buah mengkilat, dan kuliat buah yang terletak di atas tanah telah berubah warna dari putih menjadi kekuningan. Sulur pada pangkal buah kecil dan sudah mengering.Saat panen yang tepat adalah pada pagi hari karena proses penimbunan gula terjadi pada malam hari.
Pemetikan buah pertama dipilih yang sudah tua, pada pemetikan yang kedua semua buah dipetik karena dedaunan tanaman sudah mongering dan buah sudah tidak bisa berkembang. Pemetikan buah sebaiknya menggunakan pisau atau gunting, tangkai buah ikut dipotong agak panjang. Buah yang dipetik sekaligus dapat langsung dipotong dengan gunting pada tangkai buah sejarak 7 cm dari buah. Buah yang direncanakan dipetik bertahap dipilih yang benar-benar tua. Pemetikan buah dilakukan pada saat cuaca cerah, tidak berawan hingga buah terpetik dalam kondisi kering permukaan kulit buahnya.


VII.     PASCA PANEN
Penanganan setelah panen dilakukan secara bertahap yaitu sortasi dan grading, pengangkutan, serta penyimpanan dan pengepakan. Setelah panen lahan bekas penanaman sebaiknya digunakan untuk budidaya tanaman yang lain (dilakukan rotasi tanaman).
A.    Sortasi dan Grading buah
Buah-buah yang telah dipanen dikumpulkan pada suatu tempat atau gudang. Buah-buah ini kemudian dipilah-pilah (sortasi) antara buah yang utuh dengan buah cacat atau rusak factor fisik maupun serangan hama-penyakit. Pedagang-pedagang pada umumnya menggolongkan semangka berdasarkan 4 kelas, yaitu:
1.      Kelas A
Buah berukuran 4 kg ke atas, berbentuk sempurna menurut jenis bibitnya, tidak cacat ataupun keropos.
2.      Kelas B
Buah berukuran 2-4 kg berbentuk sempurna menurut jenis bibitnya, tidak cacat. Buah berukuran lebih dari 4 kg yang mengalami kelainan bentuk ataupun cacat yang masih dalam batas toleransi.
3.      Kelas C
Buah berukuran dibawah 2 kg, buah cukup masak dan layak konsumsi
4.      Kelas D
Kelas ini merupakan kelas bekas sortiran, buah segala ukuran yang merupakan buah yang cacat diluar batas toleransi masing-masing kelas, tetapi masih layak konsumsi.
B.     Pengankutan

Cara pengangkutan dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama dari areal penanaman menuju ke tempat penimbangan, apabila areal penanaman terletak di tengah-tengah lingkungan persawahan sehingga kendaraan pengankut tidak bisa mencapai areal penanaman, buah diangkut dengan menggunakan bakul yang diberi alas jerami kering kemudian digendong ataupun dipikul menuju ke temoat penimbangan. Tahap kedua dari lokasi penanaman menuju tempat penampungan, buah yang telah ditimbang disusun pada lantai kendaraan yang telah dilapisi jerami kering setebal 0-15 cm. tinggi susunan maksimum 7 buah, dengan pelapisan jemari kering pada setiap buah.
C.     Penyimpanan dan pengepakan
Penyimpanan dilalam ruangan berpengatur suhu, buah diletakkan horizontal pad arak-rak di dalam ruangan pendingin, diatur sedemikian rupa sehingga buah yag lebih dulu masuk akan lebih dulu dijual. Kelembaban di dalam ruangan diatur pada angka kisaran 80%-85%, suhu ruangan 4,4oC (sekitar 40 derajat fahrenheit). Penyimpanan didalam ruangan tanpa berpengatur suhu, jerami sebagai alas lantai harus benar-benar kering, supaya tidak menyebabkan kebusukan pada buah akibat kelembaban dari jerami basah. Sirkulasi udara  harus terjamin, tidak terkena sinar matahari dan bersih dari hama pengganggu. Buah yang tangkainya sudah terlihat membusuk karena terlambat dipetik karena cuaca yang tidak mendukung, dikelupas dengan menggunakan pisau tajam yang direndam dengan fungisida atau bakterisida sebelum digunakan. Tangkai buah yang melekat pada buah dipotong sampai bersih, kemudian buah dijemur atau dikeringkan dengan alat pengering rambut beberapa menit. Untuk mencegah perambatan bakteri pembusuk yang mungkin akan menyebabkan busuknya buah.
Buah yang akan dipasarkan untuk konsumsi ekspor, sebainya langsung diangkut. Apabila disimpan tidak lebih dari 3 hari. Buah-buah yang akan dikirim, dikemas dalam peti kemas yang terbuat dari kayu. Satu peti memuat maksimum 6 buah atau 30-35 kg. kesegaran buah dipertahankan, biasanya pada saat pengangkutan buah dimasukkan ke container pendingin sehingga tetap segar agar sampai tujuannya.
D.    Rotasi tanaman
Beberapa jenis tanaman yanag dapat diusahakan pada lahan bekas pertanaman semangka dan memberikan hasil lumayan yaitu cabai hibrida, jagung manis, bunga kol dataran rendah, atau kedelai jepang. Apabila petani ingin menanam semangka lagi, sebaiknya harus di gilir dahulu dengan tanaman tadi atau disawahkan terlebih dahulu bila lahannya bekas sawah. Dengan demikian maka bibit penyakit, telur, pupa dan larva hama akan mati terendam.




PENUTUP
Meskipun budidaya buah semangka di Indonesia masih terbatas untuk memenuhi pasaran  dalam negeri. Tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk mampu bersaing di pasaran internasional. Tanaman semangka dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya, tetapi selain itu ada masyarakat yang memanfaatkan daun dan buah yang masih muda untuk bahan sayur-sayuran. Kandungan air yang banyak dalam buah semangka membuat buah ini cukup digemari, serta berbagai manfaat yang didapat dan meskipun kandungan gizinya cukup rendah tetapi. Kandungan dalam buah semangka antara lain: protein, karbohidrat, vitamin A, vitamin C, srat, Calsium, Besi, Posphor, dan Kalori.


DAFTAR PUSTAKA
Ashari, Sumeru. 2006. Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Kalie, Moehd. Baga. 2005. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya. Jakarta.
Prajnanta, Final. 2003. Agribisnis Semangka Non-Biji. Penebar Swadaya. Jakarta.
Semangun, Haryono. 1989. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Wihardjo, F.A. Suwandi. 1993. Bertanam semangka. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HANTARAN HIDROLIK